Adaptasi Makhluk Hidup - Alam yang senantiasa berubah dan persaingan dengan makhluk hidup mendorong makhluk hidup untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi. Adaptasi dapat dilakukan dengan merubah pola makan, morfologi tubuh, dan beragam perubahan lainnya untuk dapat bertahan hidup. Kerang yang biasa tinggal di pantai melakukan adaptasi terhadap pengaruh ombak. 

Ombak memberi tekanan pada cangkang kerang, sehingga terdapat perbedaan bentuk cangkang kerang sebagai adaptasi kerang terhadap lingkungannya. Kerang yang hidup di daerah berombak memiliki bentuk kerucut, sedangkan yang terletak pada daerah pasang tinggi yang kadang-kadang terkena ombak bentuk kerucutnya lebih sedikit, bahkan pada daerah yang sama sekali tidak terkena ombak memiliki bentuk yang hampir pipih.

Di wilayah utara dan selatan dari khatulistiwa, saat musim dingin tiba, suhu udara begitu dingin, daun-daun mulai menguning dan mengugurkan daun dan bahkan turun salju yang menutupi seluruh permukaan. Kita sebagai manusia dapat mengatasi hal ini dengan tinggal di rumah dan menyalakan penghangat, makan susu hangat dan tidur di bawah selimut tebal. 

Adaptasi Makhluk Hidup
Kelangkaan makanan di musim dingin diatasi oleh rusa, dan kelinci dengan memakan lumut, ranting dan kulit kayu. Kelinci juga memanfaatkan bulunya yang putih untuk bersembunyi dalam salju, sehingga terhindar dari ancaman hewan lain yang sedang kelaparan. Srigala saat kesulitan mendapat makanan dapat memakan apa yang ada seperti buah-buahan atau serangga. 

Binatang seperti burung, serangga atau ikan biasanya melakukan migrasi untuk menghindari cuaca dingin dan kelangkaan makanan. Saat musim dingin telah berlalu mereka biasanya kembali. Beberapa binatang seperti bajing dan tikus sudah mempersiapkan cadangan makanan saat musim gugur, juga sudah memakan sejumlah makanan untuk disimpan sebagai cadangan dalam tubuh. Hewan yang lain seperti beruang, sigung, tupai tanah, dan beberapa kelelawar melewati musim dengin dengan berhibernasi. 

Hibernasi adalah tidur yang sangat lama, yaitu sepanjang musim dingin. Saat tidur suhu tubuh turun, detak jantung melambat dan pernapasan pun melambat, sehingga dapat dilakukan penghematan cadangan makanan yang telah disiapkan sepanjang musim gugur. Kelangsungan makhluk hidup dalam lingkungannya sangat tergantung
pada kelangsungan perolehan sumber makanan untuk bertahan hidup Kendala alam umumnya berkaitan dengan masalah ketersediaan makanan.

Saat makanan yang biasa dimakan tidak, tersedia beberapa makhluk hidup beradaptasi dengan merubah jenis makanannya. Perubahan jenis makanan biasanya diikuti oleh perubahan pada susunan tubuh makhluk hidup, misalnya perubahan bentuk paruh burung sesuai jenis makanannya. 

Burung pipit pemakan tumbuhan, dengan burung berkicau dan burung pelatuk diperkirakan berasal dari satu jenis burung yang sama. Hanya karena faktor ketersedian makanan, maka mengalami perubahan pada bentuk paruhnya sesuai makanannya 

Adaptasi yang terjadi dalam waktu lama dan berlangsung terus menerus, pada suatu saat akan menghasilkan keturunan yang berbeda dengan nenek moyangnya. Proses tersebut disebut dengan evolusi. Evolusi pada makluk hidup dapat dibuktikan dengan adanya penemuan fosil

Fosil adalah sisa makluk hidup dari zaman purba yang membatu dan tertanam dalam lapisan tanah dan batuan. Melalui pengamatan fosil kita akan mengetahui yang pernah ada pada massa lampau, lamanya mereka hidup dan hubungannya dengan makluk hidup yang ada sekarang.

Salah satu contoh fosil makhluk hidup yang ditemukan secara lengkap pada setiap lapisan tanah adalah fosil kuda. Berdasarkan penemuan fosil kita dapat memperkirakan bahwa awalnya kuda purba berukuran kecil dengan jari-jari kaki sebanyak lima buah, namun lama kelamaan bertambah besar dengan jari kaki kuda depan hanya tiga buah. 

Tubuh kuda sekarang bertambah besar dan jari kakinya pun hanya satu buah. Perubahan tersebut terjadi dalam waktu lama dan terjadi tahap demi tahap akibat dari proses adaptasi terhadap lingkungan.

Posting Komentar