Permulaan Masuknya Bangsa-Bangsa Eropa Ke Indonesia - Permulaan bangsa Eropa mulai mengenal Asia adalah sejak mereka datang ke Timur Tengah pada abad ke-12 hingga ke-13. Adapun mulai masuk ke Asia Tenggara adalah pada abad ke-15. Pada saat itu, Eropa bukanlah wilayah yang maju seperti sekarang, bahkan pada waktu itu Portugis dan Spanyol masih dikuasai Islam.
Bahkan, pada tahun 1453 bangsa Turki berhasil merebut Constantinopel sebagai pusat perdagangan rempah-rempah sehingga Turki menguasai daerah Timur Tengah yang merupakan jalan dagang antara Eropa dan Asia.
Jatuhnya Constantinopel ke tangan Turki menyebabkan bangsa Eropa seperti Spanyol dan Portugis tidak dapat memenuhi kebutuhan rempah-rempah. Dalam perkembangan selanjutnya, bangsa Portugis dan Spanyol melakukan pelayaran ke dunia Timur untuk mencari daerah asal rempah-rempah dan mengambil langsung untuk kemudian menjualnya di Eropa.
Orang Eropa sangat membutuhkan rempah-rempah untuk berbagai keperluan. Kawasan Asia yang paling dicari oleh orang Eropa adalah Indonesia karena pada saat itu Indonesia sudah dikenal sebagai negara penghasil rempah-rempah di Asia.
Orang Eropa sangat membutuhkan rempah-rempah untuk berbagai keperluan. Kawasan Asia yang paling dicari oleh orang Eropa adalah Indonesia karena pada saat itu Indonesia sudah dikenal sebagai negara penghasil rempah-rempah di Asia.
Bangsa Eropa yang dapat digolongkan sebagai kolonisator pertama adalah Portugis dan Spanyol. Kemudian, disusul oleh Inggris dan Belanda pada abad ke-17. Dalam perkembangan selanjutnya, memasuki abad ke-19, politik kolonial dimaksudkan untuk mengeksploitasi rempah-rempah sebagai sumber perdagangan dan pertambangan bagi kepentingan pengolahan industri di negara asal mereka.
Pada masa kolonial Eropa, masyarakat Indonesia dapat dibagi menjadi empat golongan sebagai berikut.
1. Golongan raja
Raja merupakan penguasa tertinggi dari suatu kerajaan, ia bertempat tinggal dan berkedudukan di Keraton atau Istana. Penggunaan istilah raja terdapat perbedaan di setiap daerah diantaranya terdapat istiah karaeng, arong dan batara yang digunakan untuk menyebut raja di Maluku.
2. Golongan elite
Golongan ini merupakan segolongan masyarakat yang status sosialnya dipandang tinggi karena fungsinya atau terutama karena pekerjaannya, yang termasuk golongan ini di antaranya adalah para priayi, tentara, tokoh keagamaan, dan pedagang, biasanya, mereka berfungsi sebagai penghubung atau jembatan yang menghubungkan antara raja dan rakyatnya.
3. Golongan nonelite
Golongan ini merupakan lapisan masyarakat yang jumlahnya cukup besar. Dalam istilah masyarakat Jawa, mereka dikenal dengan sebutan wong cilik, syang termasuk golongan ini di antaranya adalah golongan pedagang kecil (wong dagang), petani (wong tani), para tukang, dan nelayan.
4. Golongan budak
Golongan ini menempati lapisan yang paling bawah, biasanya, orang yang termasuk ke dalam golongan ini adalah para pekerja berat, menjual tenaga fisik, dan mengerjakan pekerjaan kasar.
Pengelompokkan yang pertama mengkatagorikan golongan raja dan elit kedalam bangsa eropa dan timur asing, karena mayoritas golongan raja dan elit berasal dari bangsa eropa dan timur asing. Adapun golongan pribumi mayoritas dikatagorikan ke dalam golongan pribumi mayoritas dikategorikan ke dalam golongan nonelit dan budak, walaupun ada pula sebagian kecil yang masuk ke dalam golongan raja dan golongan elit.
Posting Komentar