Kegiatan Manusia yang Dapat Mempengaruhi Keseimbangan Ekosistem - Dalam ekosistem terdapat proses memakan dan dimakan yang disebut rantai makanan. Tumbuhan sebagai produsen dapat membuat makanannya sendiri. Tumbuhan membuat makanannya sendiri dengan bantuan sinar matahari.
Konsumen tingkat I ditempati oleh herbivora (hewan pemakan tumbuhan). Tumbuhan kemudian akan dimakan oleh konsumen tingkat I. Selanjutnya, konsumen tingkat I akan dimakan konsumen tingkat II. Contoh konsumen tingkat II adalah karnivora (hewan pemakan daging). Konsumen tingkat II akan dimakan oleh konsumen tingkat III. Hewan yang berperan sebagai konsumen tingkat III adalah karnivora dan omvinora (pemakan segala). Produsen dan konsumen yang sudah mati akan diuraikan oleh bakteri pengurai.
Konsumen tingkat I ditempati oleh herbivora (hewan pemakan tumbuhan). Tumbuhan kemudian akan dimakan oleh konsumen tingkat I. Selanjutnya, konsumen tingkat I akan dimakan konsumen tingkat II. Contoh konsumen tingkat II adalah karnivora (hewan pemakan daging). Konsumen tingkat II akan dimakan oleh konsumen tingkat III. Hewan yang berperan sebagai konsumen tingkat III adalah karnivora dan omvinora (pemakan segala). Produsen dan konsumen yang sudah mati akan diuraikan oleh bakteri pengurai.
Mengapa jumlah tikus sawah lebih besar daripada ular? Mengapa jumlah ular lebih banyak daripada elang? Proses makan dimakan antarmakhluk hidup berfungsi untuk mengontrol jumlah populasi makhluk hidup. Anggota ekosistem tersedia dalam jumlah yang cukup antara satu dan lainnya. Oleh karena itu, populasi produsen dijaga oleh konsumen tingkat I. Populasi konsumen tingkat I dijaga oleh konsumen tingkat II, dan seterusnya.
Sumber daya alam dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Keseimbangan ekosistem dapat terganggu karena kegiatan manusia dalam memanfaatkan sumber daya alam. Coba bayangkan apa yang terjadi bila jumlah produsen berkurang ?
Berkurangnya jumlah produsen akan memengaruhi jumlah konsumen tingkat I (herbivora). Hewan herbivora akan kekurangan makanan, bahkan dapat menyebabkan kematian. Jika hewan herbivora berkurang maka jumlah konsumen tingkat II (karnivora) juga akan berkurang. Penurunan jumlah konsumen tingkat II, akan memengaruhi konsumen tingkat III, dan seterusnya. Keseimbangan ekosistem yang terganggu ini dapat disebabkan oleh penggunaan teknologi yang tidak tepat.
1. Penebangan dan Pembakaran Hutan secara Liar
Hutan adalah habitat bagi tumbuhan dan hewan. Penebangan hutan akan menyebabkan hewan-hewan yang hidup di dalamnya kehilangan tempat tinggal. Coba bayangkan apa yang terjadi jika hewan-hewan tersebut kehilangan tempat tinggalnya. Hewan-hewan yang tinggal di hutan biasanya adalah hewan liar seperti harimau dan gajah. Jika hewan-hewan tersebut kehilangan tempat tinggal, mereka akan masuk ke perkampungan di sekitarnya. Hal ini tentu akan membahayakan bagi manusia itu sendiri.
Penebangan hutan secara liar dapat mengakibatkan hutan gundul. Hutan yang gundul, tanahnya akan menjadi tandus. Hal ini dapat menyebabkan bencana banjir dan tanah longsor. Hutan yang gundul tidak dapat menampung air, saat hujan deras tanah akan terkikis oleh air. Tanah tersebut ikut hanyut bersama aliran air sehingga tanah menjadi tandus. Hal inilah yang menyebabkan tanah longsor dan banjir. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia mengambil hasil hutan dan membuka lahan baru. Oleh karena itu, banyak terjadi penebangan dan pembakaran hutan secara liar. Kegiatan tidak bertanggung jawab ini dapat merugikan manusia dan makhluk hidup lainnya.
2. Penggunaan Bahan Kimia secara Berlebihan dalam Bidang Pertanian
Hama termasuk dalam anggota ekosistem sawah. Hama merugikan petani karena mengurangi hasil panennya. Oleh karena itu, petani berusaha membasmi hama menggunakan pestisida. Pestisida terbuat dari bahan kimia berbahaya.
Jenis pestisida dibedakan berdasarkan hama pengganggunya. Misalnya, insektisida untuk memberantas serangga hama. Ada juga fungisida untuk memberantas jamur parasit. Penggunaan pestisida dapat memengaruhi kehidupan makhluk hidup lain jika dipakai secara berlebihan.
Pestisida ini dapat dimakan oleh hewan yang seharusnya tidak ingin dibasmi. Akibatnya, hewan-hewan yang tidak merugikan tersebut akan musnah. Ikan-ikan juga ikut musnah karena sisa penggunaan pestisida dapat larut ke sungai. Tentu saja, hal ini dapat memengaruhi keseimbangan ekosistem.
Serangan hama yang sudah disemprot pestisida menjadi lebih hebat dibanding dengan sebelumnya. Hama-hama yang masih hidup berkembang biak lebih cepat. Oleh karena pemangsanya mati akibat pestisida. Berkurangnya jumlah hama menyebabkan berkurangnya jumlah musuhnya.
Hal ini terjadi karena musuh-musuh hama tersebut kekurangan makanan. Selain menggunakan pestisida, petani juga menggunakan pupuk, untuk menyuburkan tanaman. Jenis pupuk ada yang alami dan ada yang buatan. Contoh pupuk alami adalah pupuk kompos dan pupuk kandang.
Kompos terbuat dari dedaunan yang membusuk. Adapun pupuk kandang terbuat dari kotoran ternak. Pupuk buatan adalah pupuk yang dibuat di pabrik dan berasal dari bahan kimia. Contoh pupuk buatan adalah pupuk urea. Pemakaian pupuk buatan secara berlebihan dapat merusak tanah sehingga keseimbangan ekosistem terganggu.
3. Pembuangan Limbah Pabrik
Semakin pesatnya perkembangan teknologi, diikuti pula dengan perkembangan pabrik. Jumlah pabrik di Indonesia sangatlah banyak. Hal ini memang menunjukkan kemajuan bangsa, tetapi juga dapat menyebabkan bencana.
Apakah air sungai di sekitar rumahmu telah tercemar ? Air sungai yang tercemar biasanya berwarna agak kehitaman. Selain itu, baunya tidak sedap. Salah satu penyebab terjadinya pencemaran sungai adalah pembuangan limbah pabrik.
Pembuangan limbah pabrik ke sungai akan menyebabkan pencemaran sungai. Limbah pabrik tersebut mengandung bahan-bahan kimia yang beracun. Tentu saja hal itu sangat membahayakan makhluk hidup di sungai. Pembuangan limbah dapat memusnahkan ikan-ikan dan tumbuhan yang hidup di sungai. Hal ini dapat merusak keseimbangan ekosistem sungai.
Berbagai produk yang digunakan di rumah juga banyak yang mengandung bahan kimia. Misalnya, penggunaan detergen untuk mencuci. Oleh karena itu, air bekas cucian tidak boleh dibuang sembarangan. Limbah rumah tangga ini dapat menyebabkan pencemaran tanah. Hal tersebut sangat membahayakan hewan-hewan kecil yang hidup di dalam tanah. Misalnya, cacing tanah. Jika cacing tanah mati, tanah menjadi tidak subur dan menjadi tandus.
itulah beberapa Kegiatan Manusia yang Dapat Mempengaruhi Keseimbangan Ekosistem
Posting Komentar